[ADS] Top Ads

Manisnya Susu Kental Manis, Semanis Janjimu yang Palsu


Akhir-akhir ini kontroversi datang dari si manis susu kental manis. Susu kental manis merupakan salah satu jenis minuman yang paling umum dikonsumsi masyarakat terutama Indonesia.

Sayang seribu sayang, dibalik manisnya susu kental manis terdapat fakta pahit yang harus diterima oleh masyarakat karena si manis ini dinilai kurang menyehatkan.

Kenapa begitu? Hayoo, kenapa? Ya karena begini.

SKM ini hanya mengandung kandungan susu yang sangat sedikit dan bahkan ada yang tidak mengandung susu sama sekali. Susu kok tidak mengandung susu, kan lucu.

Susu kental manis tidak layak disebut susu.


Penny Lukito, selaku ketua BPOM menjelaskan kenapa SKM ini tidak pantas disebut susu.
Susu kental manis ini hanya memiliki kandungan lemak susu paling sedikit 8%, protein minimal 6,5%, dan sama sekali tidak mengandung susu.

Ada kesalah pahaman


Selama ini, banyak orang menyamakan susu kental manis ini dengan produk susu cair, susu UHT, dan aneka produk susu lainnya. Oleh karena itu, mulai sekarang sadarlah wahai manusia bahwa SKM ini tidak bisa disamakan dengan produk susu lain.

Kesalah pahaman ini membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan membuat surat edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) Mei 2018 lalu.

Bahaya dan resiko


Mengetahui kandungan SKM ini lebih dalam, kita tahu bahwa susu kental manis ini tidak baik dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Kadar gula yang cukup tinggi ini bisa mengakibatkan diabetes dan obesitas pada anak.

Selain itu, kandungan gula yang tinggi juga dapat merusak gigi anak.

Susu kental manis bukanlah susu yang bisa diseduh lalu kemudian diminum. Berikut adalah penjelasan yang dipaparkan oleh Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes yang merupakan salah seorang dosen Gizi Poltekkes Kementrian Kesehatan Jakarta yang dilansir oleh laman Kompas.com.

"Sebagai sumber energi iya, tetapi sangat tidak baik apabila energi anak bersumber dari gula,"

"Tubuh punya toleransi tertentu dan penelitian menjelaskan, konsumsi gula lebih dari 10% energi total akan berisiko penurunan sensitivitas insulin yang kemudian memicu hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal) dan memicu risiko diabetes",

"Jika kemudian seorang anak minum susu dari susu kental manis sebanyak dua gelas per hari, seperti anjuran gizi seimbang, maka asupan gulanya sangat melebihi dari pembagian makan sehari yang seimbang untuk anak, ini saya sayangkan sekali,"

"Anak-anak yang suka konsumsi gula tinggi dalam bentuk susu dan tidak langsung membersihkannya, maka akan memicu caries dentis (gigi karies). Penelitian tentang ini sudah banyak di jurnal kedokteran,"

Larangan dari BPOM


Dalam Surat Edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) pada Mei 2018 lalu tertera bahwa:


  • Dilarang menampilkan anak-anak berusia dibawah lima tahun dalam bentuk apapun.
  • Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk susu kental manis disetarakan dengan produk susu lain sebagai pelengkap gizi.
  • Dilarang menggunakan visualisasi gambar disajikan dengan cara diseduh untuk disajikan sebagai minuman.
  • Khusus untuk iklan, dilarang menayangkan iklan SKM pada jam tayang acara anak-anak.


Penggunaan susu kental manis


Dilihat dari kandungan dan efek yang bisa ditimbulkan oleh produk susu kental manis ini, Penny Lukito akan membatasi penggunaan susu kental manis hanya sebagai pelengkap sajian.

Jadi, jangan lagi menyajikan SKM sebagai minuman. Gunakan SKM hanya sebagai topping es campur, campuran bahan kue, atau pelengkap makanan lain.

Sempurnakan gizi anak


Selama ini kita tahu bahwa susu memrupakan penyempurna gizi anak dalam makanan 4 sehat lima sempurna. Oleh karena itu, pastikan orangtua mengkonsumsi susu yang benar-benar susu, seperti susu murni, susu UHT atau produk lain. Jangan lagi memberikan susu kental manis untuk minuman anak apalagi sampai berlebihan.

Ingat, susu kental manis bukanlah susu.


Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Copyright © 2023

Adittp.com ~ Berisi Kegabutan